Posts

Showing posts from October, 2018

Project Ulang Tahun

Beberapa hari yang lalu, saat sedang tidak ada aktivitas apapun sama sekali, tiba-tiba saja terpikir akan sesuatu. Bulan depan itu November, itu artinya ulang tahun saya yang ke 23 tahun. Kemudian saya tiba-tiba juga mikir gitu, gila juga umur udah 23 tahun, apa aja yang saya lakuin selama 23 tahun ini ? apa yang udah saya lakuin buat orang ? sebermanfaat apa hidup saya selama 23 tahun di planet segede ini ? flashback lah saya sama banyak hal ke beberapa taun belakang. Dulu, tiap mau ulang tahun, yang ada di otak perempuan ini cuma, dapet kueh ga ya ? banyak yang ngucapin nih ! dapet kado apa ya ? makan-makan dimana ya ? dan masih banyak hal gapenting lainnya deh. Mungkin pada saat itu, hal-hal kaya gitu penting banget buat memuaskan euforia nya hari lahir yang kalo dipikir sekarang bukan buat dirayain, tapi direnungin. Tapi sekarang yang ada di otak tuh bukan itu. Justru di otak tuh kepikiranya kalo mati sebelum lewatin tanggal itu gimana, sampe kapan lewatin tanggal 20, ber...

Surat Malam #2

Aku tujukan lagi kepada Paul Gora , pelarianku. Ini dari Athaza Swastamitha , wanita yang bertemu denganmu pertama kali di Universitas. Selamat malam, Gora. Aku tulis surat ini masih di ruang tamu yang sama, dengan senyap yang sama dan dengan suasana hati yang sama. Aku sendiri tidak yakin, sedikit lebih baik atau semakin memburuk. Sesulit itu aku menerjemahkan apa yang aku rasakan sendiri sekarang. Gora, dulu saat awal kita mengenal dan mulai sering bertemu untuk sekedar menikmati ice cream berdua atau menikmati kopi, aku sering mendengarkan ceritamu tentang banyak hal, kawanmu, kuliahmu, bahkan keluargamu. Aku sangat menikmati itu, mendengar kisah orang lain sampai di telingaku, aku tertarik mendengar banyak hal tentangmu. Sekali dua kali aku pun bercerita tentang keseharianku, menceritakan bagaimana sulitnya aku mengambil keputusan, senangnya aku bersama keluarga keduaku di grup tari yang aku ikuti sejak awal masuk Universitas. Aku juga ingat, pernah bercerita betapa heb...

Surat Malam #1

Ditujukan kepada :  Paul Gora Ditulis oleh :  Athaza Swastamitha Selamat malam, dari ruang tamu yang senyap di kediamanku. Hai Paul Gora, bagaimana kabarmu sekarang ? Apa tubuhmu masih sesehat dan sekuat dulu ? Sudah lama berlalu, aku tidak tahu bagaimana potongan rambutmu sekarang. Masihkan rambutmu itu pendek dan rapih ? Atau kau biarkan lagi rambut itu menjuntai panjang seperti saat pertama kita bertemu ? Selama ini aku mencari tahu tentang kamu. Aku benar-benar kehilangan kabar dan waktu bertemu denganmu. Bahkan melihat batang hidungmu di kampus pun sangat sulit. Aku tidak tahu apa aku merindukanmu atau tidak, hanya saja lama tak melihatmu membuatku kesal. Sepertinya orang lain pun melakukan banyak hal sepertiku, mencari cara bagaimana supaya bisa bersua kembali. Jujur, aku benar-benar terluka ketika saat itu kau bilang tak menganggapku apa-apa bahkan tak merasa bahwa kita saling dekat. Aku meneriakan segala kekecewaanku pada Tuhan, Gora. Mengutuk rasa...

Bahas Hijab

Halo semua ! Dan akhirnya aku nulis juga pendapatku tentang “hal” yang aku sendiri coba untuk tidak mau bahas atau terlalu diambil pusing sebenernya. Tapi, peoples around me rasanya terlalu ribet sama apa yang ada di otak mereka tentang sesutu ini yang sebenernya ga musti dibawa pusing, dan aku nulis ini karena menurutku orang harus ngerti beberapa hal. Jadi, aku kayanya udah sempet cerita kalau aku decided buat wearing hijab itu tahun 2016, sekitar dua tahun yang lalu. Ada banyak hal yang mendorong diri ini yangpada awalnya sempet berpikir “ kayana aku pake hijab nanti aja deh kalo udah punya anak” dengan dasar pemikiran bahwa ada anak yang nanti bakal jadiin aku roll mode nya mereka gitu, ya mau cewe ataupun cowo. Kayanya terlalu panjang kalau aku nulis apa aja dasar aku memutuskan untuk pake hijab di tulisan yang ini (maybe next time, insyaallah). Semua orang tau seperti apa perempuan bernama Novi ini, jauh dari kata anggun dan santun, kaya laki parah, dan sering ngomong kas...

Sia Saja

Aku pernah dengan sungguh mengejar sesuatu Sampai sesak Sampai kering Sampai tertunduk kepalaku Sungguh, aku terbangun tengah malam Untuk memaksa, agar Tuhan beri apa yang ku minta Yang entah mengapa tak juga sampai