Posts

Showing posts from July, 2017

Elegi

Seperti saat dimana semua datang Saat aku, untuk pertama kalinya Menginjak titik awal Seperti itu, Aku dalam ketakutan  Memulai, menerka, menciptakan. Kemudian dari yang terdalam Aku terjatuh Pada raga sang pencipta Bukan Dia, tapi dia. Yang menciptakan imajinasiku pada keindahan Menciptakan simpul bibir di wajahku Menciptakan kenyamanan yang menjadi candu Dia semacam heroinku Kalau lepas, maka aku bisa mati Aku akan menggigil kesakitan Iya, seperti itu juga Saat dimana aku memulai Untuk melepas heroinku. Butuh waktu, Lama, Sangat lama. Sampai ku tahu Begini ternyata Rasanya sekarat, menuju mati.

Tentang "Maaf"

Aku mengenal kata “maaf” sejak aku kecil, maaf pertama yang ku dengar adalah kata “maaf” yang keluar dari bibir lembut ibuku. Sejak itu aku tahu bahwa maaf bukan sekedar kata, maaf mampu merubah sebuah keadaan, maaf mampu menjadi alasan seseorang memikirkan sesuatu, maaf mampu meredam api dan panas yang tertampung, maaf mampu merubahku. Hingga setelah itu aku semakin sering mendengar kata itu, dari ayahku, kakak perempuanku, saudaraku, teman-temanku, bahkan beberapa orang yang pernah menyimpan kenangan yang berbeda dihidupku. Sampai sekarang, aku mencoba memaknai kata maaf, apa sebenarnya maaf, bagaimana cara memafkan, karena mereka dan aku yang “memaafkan” entah kenapa belum bisa melupakan. Ya, aku berselisih dengan seseorang. Kita memaknai pertemuan ini sebagai awal, awal bagaimana kita saling memahami, awal untuk memulai sesuatu yang sempat terlupakan selama tiga tahun ini untuku, mungkin untuknya hanya sekitar satu atau dua tahun. Ini awal kami, merasakan nyaman yang hampir ...