Athazagora Halaman Pertama

Tulisan ini tentang seseorang yang menemukan harapannya, lelaki yang menurutnya sempurna meski dia tahu tak akan ada manusia yang sempurna. Tapi wanita ini merasa dia menemukan kesempurnaan hidupnya pada lelaki ini.  

Manusia dapat melalui banyak jalan, termasuk menemukan seseorang disetiap perjalanannya. Tak bermimpi dia akan bertemu dengan seorang lelaki di perjalanannya, meski banyak lelaki yang ia temui di setiap persimpangan jalannya tetapi laki-laki ini berbeda.  

Seorang wanita dipertemukan Tuhan pada cara yang biasa, hanya jalannya yang berbeda. Seolah sudah mengenal lama satu sama lain, percakapan mereka sangat jauh namun sang wanita mulai merasa tidak nyaman. "Kita belum sejauh ini " katanya, lelaki itu pun seperti terkejut mendengar kata itu, dia seperti ditolak mentah atas leluconnya selama ini. " Aku pikir kamu wanita yang cair, aku hanya memperlakukan seseorang sebagaimana dia memperlakukanku" jawab lelaki itu. Entah apa yang terjadi dua manusia bertengkar pada saat mereka tidak mengenal satu sama lain dan hanya karena lelucon yang bahkan tak mereka sadari, wanita itu merasa lelaki ini terlalu berlebihan, dia memilih membencinya dan memutuskan untuk menghentikan percakapan ini. Mereka pun tak bertemu lagi. 
Bulan berlalu, Tuhan masih ingin melanjutkan ceritanya. Mereka bertemu kembali tanpa disadari. Waktu sepertinya membuat wanita lupa dan tidak peduli pada masa lalu, mereka memulainya kembali seolah tak terjadi suatu apapun di masa lalu. Namun berbeda, di pertemuannya kini mereka saling mengenalkan dirinya, lelaki itu datang disaat yang tepat. Wanita ini menciptakan kebahagiaan nya bersama seseorang yang dia temui untuk yang kedua kalinya. Percakapan mereka bahkan melewati batasnya, hingga larut malam mereka saling beradu tawa seakan semua hal menjadi bahasan yang membahagiakan. Tunggu, perlahan mereka mulai saling memperhatikan, meminta juga memberi.   

" Apa aku dipermainkan waktu, seakan semua begitu mudah berubah. Membeci kemudian menerima seperti mudah sekali membulak-balikannya. Aku hanya lupa begitu saja tentang kebencianku padanya di masa lalu, ada saat yang tepat dimana dia datang kembali dihidupku. Saat aku kehilangan arti dari rasa memiliki, kemudian seperti kehilangan rasa dimiliki. Lalu dia didatangkan lagi oleh Tuhan. Ternyata pertemuan kita juga bisa semanis ini, menemukan sesuatu yang tak pernah ditemukan, tak harus bertengkar namun saling berbagi tawa. Menyambut setiap jawaban yang akan diberikan, bahkan ditunggu sekali. Akan seperti apa aku denganmu kedepannya aku pun tak tau, namun harapanku bukan padamu, tapi pada penciptaku. Semoga waktu tak akan berkhianat lagi dan memihak padaku, semoga takdir mencintaiku dan mendukung setiap mimpiku, itu harapku. "


Comments